Perilaku dan Budaya Organisasi (PBO)

Perilaku seseorang dipengaruhi oleh dua faktor, Faktor Internal dan Faktor External.

  • Faktor Internal merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang yang berasal dari dirinya sendiri (contoh: Motivasi, Emosi, Persepsi, Nilai-Nilai dan lain sebagainya).
    Contoh :
    Seorang pemuda selalu membuang sampah pada tempatnya dimana pun dia berada.
  • Faktor External merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang yang berasal dari Group (Contoh : komunikasi, leadership, dan lain sebagainya) ataupun Organisasi (contoh : budaya) dimana orang tersebut berada.
    Contoh :
    Seorang pemuda selalu membuang sampah pada tempatnya disaat dia berada di Negara Singapore.

Saya akan fokus terhadap 5 hal berikut, Persepsi, Individual Decision Making, Emosi + Mood, Nilai-Nilai dan Komunikasi. Dalam pembahasan ini, akan digunakan 3 pertanyaan (WHAT, WHY dan HOW) untuk menjelaskan secara dalam mengenai hal-hal tersebut.

  1. Perception
  • WHAT? (Apa itu Perception)

Persepsi adalah faktor internal dimana berupa suatu proses didalam seorang individu untuk mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris (panca indra) mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka. Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi persepsi, yaitu Pelaku persepsi, Target dan Situasi.

  • WHY? (Mengapa Perception Penting)

Dengan mempelajari topik persepsi atau penilaian, kita dapat mengklasifikasikan perilaku seseorang berdasarkan faktor eksternal dan faktor internal (Teori Atribusi).

Ada tiga penentu persepsi berdasarkan Teori Atribusi yaitu

  • Konsensus (Kesamaan)

Konsensus merupakan derajat kesamaan reaksi orang lain terhadap stimulus atau peristiwa tertentu dengan orang yang sedang kita observasi.

  • Konsistensi (Waktu)

Konsisten adalah derajat kesamaan reaksi seseorang terhadap stimulus atau peristiwa yang sama pada waktu yang berbeda.

  • Distingsi atau Kekhususan (Tempat)

Distingsi merupakan derajat perbedaan reaksi seseorang terhadap berbagai stimulus atau peristiwa yang berbeda-beda.

Jadi, kita dapat melihat dan menilai perilaku seseorang  dipengaruhi oleh lingkungan atau dirinya sendiri.

  • HOW? (Bagaimana cara menilai atau mempresepsikan seseorang)

Cara menilai orang secara umum :

  • Persepsi Selektif (Selective Perception)

Kecenderungan untuk secara selektif menginterpretasikan apa yang seseorang liat dalam basis minat, latar belakang, pengalaman, dan sikap seseorang.

  • Efek Halo (Halo Effect)

Kecenderungan untuk menggambarkan impresi umum mengenai seseorang indivdu berdasarkan karakteristik tunggal.

  • Efek Kontras (Contras Effect)

Evaluasi atas karakteristik seseorang dipengaruhi oleh perbandingan dengan orang lain yang baru muncul yang berperingat lebih tinggi atau lebih rendah dalam karakteristik yang sama.

  • Stereotip (Stereotype)

Menilai seseorang berdasarkan persepsi mengenai kelompok asalnya. Kalimat-kalimat seperti “Pria tidak tertarik dengan perawatan anak” merupakan contoh dari menilai orang lain secara stereotip.

  1. Individual Decision Making
  • WHAT? (Apa itu Individual Decision Making)

Pengambilan keputusan terjadi sebagai reaksi atas suatu masalah yang sedang dihadapi yaitu perbedaan antara situasi sekarang dengan situasi yang diinginkan, dalam situasi ini mengharuskan kita untuk mempertimbangkan lebih dari satu alternatif tindakan yang harus dilakukan untuk mengatasi atau menyelesaikan masalah tersebut.

Ada 3 macam keputusan yang diambil oleh seseorang, yaitu

  • Keputusan Rasional (Rational Decision Making)

Keputusan berdasarkan pilihan yang konsisten dan memaksimalkan nilai dalam batasan-batasan tertentu.

6 Langkah model keputusan tersebut, yaitu Identifikasi Masalah, Identifikasi Kriteria Keputusan, Menimbang Kriteria yang telah di identifikasikan sebelumnya, Membuat alternative, Menilai setiap alternative dan Memperhitungkan keputusan yang terbaik (optimal)

  • Keputusan Rasional Terbatas (Bounded Rationality)

Sebuah proses pengambilan keputusan dengan mengembangkan model yang disederhanakan yang mengeluarkan fitur-fitur esensial dari masalah tanpa menangkap semua kompleksitasnya

  • Keputusan Intuisi/Pengalaman (Intiutive Decision Making)

Sebuah proses pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman (pengambilan keputusan) yang pernah diambil ataupun dimiliki sebelumnya.

  • WHY? (Mengapa Individual Decision Making Penting)
    Karena untuk menghindari keputusan yang memungkinkan bias dan error karena hal-hal berikut ini:
  1. Overconfidence Bias

individu yang sering melebih-lebihkan kinerja serta kemampuannya. Individu ini sering disebut memiliki kemampuan intelektual yang lemah. Adanya kepercayaan diri yang berlebihan kemungkinan besar muncul ketika anggota-anggota organisasi  mempertimbangkan masalah-masalah yang berada diluar bidang keahlain mereka.

  1. Anchoring Bias

Kecenderungan untuk terpaku pada informasi awal, kemudian gagal untuk menyesuaikan diri dengan informasi berikutnya.

  1. Confirmation Bias
    Kecenderungan untuk mencari informasi yang menguatkan kembali pilihan masa lalu dan mengurangi informasi yang bertentangan dengan penilaian-penilaian masa lalu.Mengumpulkan informasi secara selektif dengan memilah-milah informasi yang ada.
  2. Availability Bias
    Kecenderungan seseorang untuk mendasarkan penilaian mereka pada informasi yang tersedia bagi mereka.
  3. Escalation of commitment
    Sikap yang mempertahankan sebuah keputusan meskipun terdapat bukti nyata bahwa keputusan tersebut salah.
  4. Randomness Error
    Yaitu kecenderungan seseorang untuk mempercayai bahwa dia dapat memprediksikan apa yang kemungkinan terjadi di masa yang akan datang.
  5. Risk Aversion (Menghindari resiko)

Yaitu kecenderungan seseorang untuk lebih memilih hal yang pasti dibandingkan hal yang beresiko tinggi.

  1. Hindsight Bias (Memandang ke masa lampau)
    yaitu kecenderungan seseorang untuk melihat suatu hasil sebagai sesuatu yang tidak terhindarkan, serta melebih-lebihkan kemampuan mereka dalam memprediksikan hal tersebut sebelumnya.
  • HOW? (Bagaimana membuat keputusan yang baik)

Untuk membuat keputusan, kita harus memperhatikan etika. Ada tiga kriteria yang digunakan untuk melakukan framing keputusan :

  1. Pembuatan keputusannya semata mata berdasarkan outcomes, untuk menghasilkan sesuatu yang baik dalam jumlah yang besar yang dikenal dengan Utilitarianism. Umumnya dapat ditemukan dalam pembuatan keputusan berbisnis.

Kelebihan : pencapaian efisiensi dan produktivitas

Kekurangan : mengesampingkan hak-hak yang dimiliki oleh individu.

  1. Pembuatan keputusan yang didasarkan pada hak-hak yang dimiliki, seperti saling menghargai dan melindungi hak-hak dasar tiap individu. Hal ini diterapkan untuk memberikan kepada whistle-blowers, yaitu individu yang membuka masalah organisasi secara tidak pantas pada media atau pemerintah menggunakan hak untuk berbicaranya.

Kelebihan : perlindungan pada individu dari kecelakaan dan mengutamakan kebebasan dan privasi.

Kekurangan : mencegah tercapainya efisiensi dan produktivitas

  1. Pembuatan keputusannya berdasarkan melaksanakan tiap peraturan yang dibuat secara adil dan fair, atau adanya keseimbangan dalam distribusi keuntungan dan biaya. Umumnya digunakan oleh Serikat pekerja, agar mereka mendapatkan upah yang sama dengan job desk yang dilaksanakan.

Kelebihan : perlindungan pada individu yang lebih lemah.

Kekurangan : mengurangi inovasi, produktivitas dan pengambilan resiko.

Pembuatan keputusan yang rasional juga membutuhkan kreativitas, yaitu kemampuan untuk membuat gagasan ataupun ide yang berguna. Kreativtias ini membuat seorang pembuat keputusan menjadi lebih mengenal dan mengerti permasalahan, yang bahkan tidak dimengerti oleh orang lain.  Tiga komponen utama dalam kreativitas adalah :

  1. Expertise (Keahlian), menjadi dasar dari segala jenis pekerjaan kreatif. Potensi untuk menjadikan sesuatu yang kreatif bisa terjadi apabila seseorang mempunyai kemampuan, pengetahuan, keahlian di bidang yang ditekuninya.
  2. Creative thinking skills (Kemampuan berpikir kreatif), karakteristik yang dimiliki seseorang terkait dengan kreatifitas, penggunaan analogi, dan kemampuan untuk melihat sesuatu yang sama dalam hal yang berbeda.
  3. Intrinsic task motivation (Motivasi mendasar), yaitu kemauan untuk mengerjakan sesuatu karena menarik, memuaskan, menyenangkan, dan menantang. Hal inilah yang umumnya terkait pada seseorang yang menyukai pekerjaan sampai pada titik menjadikannya sebagai suatu obsesi.
  4. Emotion and Moods
  • WHAT? (Apa itu Emotion and Moods)

Emotions adalah suatu perasaan yang kuat yang diarahkan pada seseorang / sesuatu, dan moods adalah suatu perasaan yang tidak sekuat seperti emosi dan seringkali (walaupun tidak selalu) tidak memiliki stimulus yang jelas. Emosi dan mood dapat saling berinteraksi, emosi dapat berubah menjadi mood ketika emosi kehilangan fokus terhadap kejadian atau benda yang memulai perasaan dan baik atau buruknya mood bisa membuatmu lebih emosional dalam merespon dari suatu kejadian. Walaupun emosi dan mood dapat saling berinteraksi tetapi ada perbedaan pada keduanya

  • WHY? (Mengapa Emotion and Moods Penting)
    Emosi dan Suasana Hati menjadi penting jika digunakan untuk :
  1. Seleksi
    Pemberi kerja harus mempertimbangkan kecerdasan emosi sebagai salah satu faktor dalam proses perekrutan karyawan.
  2. Pengambilan Keputusan
    Orang yang tertekan akan membuat keputusan yang lebih buruk daripada orang yang tidak tertekan. Sebab orang yang tertekan akan lebih lambat dalam memproses informasi dan cenderung mempertimbangkan semua pilihan yang ada daripada pilihan yang sangat mungkin diambil.
  3. Kreativitas
    Orang yang mempunyai emosi positif biasanya lebih kreatif karena mereka akan terstimulus dengan adanya banyak ide di otak mereka.
  4. Motivasi
    Suasana hati dan emosi penting di dalam motivasi.
  5. Kepemimpinan
    Para pemimpin yang efektif mengandalkan daya tarik emosional untuk membantu menyampaikan pesan-pesan mereka.
  6. Konflik AntarPersonal
    Keberhasilan seorang manajer di saat mencoba menyelesaikan konflik ditentukan oleh kemampuan untuk mengenali elemen emosional dalam konflik dan meminta pihak-pihak yang terlibat untuk mengendalikan emosi mereka
  7. Negosiasi
    Ketika seorang negosiator menunjukkan kemarahan, lawan menyimpulkan bahwa negosiator tersebut telah menyerahkan semua yang ia dapat dan dengan demikian lawan menyerah.
  8. Pelayanan Pelanggan
    Keadaan emosional seorang pekerja mempengaruhi pelayanan terhadap pelanggan.
  9. Sikap Kerja

Orang-orang yang mempunyai hari baik di tempat kerja, cenderung berada dalam suasana hati yang lebih baik di rumah pada malamnya.

  1. Perilaku Menyimpang di Tempat Kerja
    Emosi-emosi yang negatif dapat berdampak terhadap perilaku menyimpang di tempat kerja.
  2. Bagaimana Para Manajer Mempengaruhi Suasana Hati
    Para manajer dapat menggunakan humor dan memberikan karyawan penghargaan kecil sebagai apresiasi terhadap pekerjaan yang sudah dilakukan dengan baik.
  • HOW? (Bagaimana saya menerapkan dalan perilaku sehari-hari)

Cara untuk memanfaatkan emosi dan suasana hati seseorang adalah dengan cara memanfaatkan Kecerdasan Emosional. Kecerdasan Emosional sendiri berarti Kemampuan seseorang mendeteksi dan mengelola petunjuk-petunjuk serta informasi emosional. Individu yang memiliki kecerdasan emosional akan menjadi individu yang efektif di dalam melakukan pekerjaan.

Kecerdasan emosional terdiri dari lima dimensi yaitu:

  1. Kesadaran diri artinya sadar atas apa yang dilakukan ataupun yang dirasakan.
  2. Manajemen diri artinya mempunyai kemampuan untuk mengelola emosi dan dorongan-dorongan pada diri sendiri.
  3. Motivasi diri artinya memiliki kemampuan untuk bertahan dalam menghadapi kegagalan dan kemunduran pada diri akibat kehilangan motivasi.
  4. Empati artinya memiliki kemampuan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain di sekitar anda (anda tidak menjadi individu yang cuek).
  5. Keterampilan sosial artinya mempunyai kemampuan menangani emosi-emosi orang lain.
  6. Values
  • WHAT? (Apa itu Values)

Nilai (value) merupakan kata sifat yang selalu terkait dengan benda, barang, orang atau hal-hal tertentu yang menyertai kata tersebut. Nilai adalah sebuah konsep yang abstrak yang hanya bisa dipahami jika dikaitkan dengan benda, barang, orang atau hal-hal tertentu. Pengkaitan nilai dengan hal-hal tertentu itulah yang menjadikan benda, barang atau hal-hal tertentu dianggap memiliki makna atau manfaat. Benda purbakala dianggap bernilai karena berguna bagi generasi penerus untuk mengetahui sejarah masa lampau kita. Video tape recorder, meski secara teknis kondisinya masih baik, dianggap manfaatnya sudah hilang karena sudah susah mengoperasikannya mengingat kaset yang seharusnya menjadi komplemen video tape tersebut tetidak bisa lagi diperoleh di pasaran, semuanya tergantikan oleh VCD. Dengan demikian yang dimaksudkan dengan nilai adalah prinsip, tujuan, atau standar sosial yang dipertahankan oleh seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) karena secara intrinsik mengandung makna.

  • WHY? (Mengapa Values Penting)

Nilai penting dalam perilaku organisasi karena nilai meletakkan pondasi untuk memahami sikap dan motivasi serta nilai mempengaruhi persepsi kita.Nilai biasanya mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang dalam kehidupannya.

Contoh : Ada seorang yang pada masa kecilnya sering ditindas oleh teman-temnanya, akibatnya ketika ia sudah dewasa , ia menjadi orang yang tertutup , pendiam , tidak suka bergaul. Sikap dari orang tersebut akan berdampak pada kehidupan sosialnya baik dalam lingkungan keluarga maupan lingkungan pekerjaannya.

Menurut Milton Rokeach menciptakan Rokeach Value Survey (RVS) yang terdiri atas 2 nilai yaitu :

  1. Terminal Values : Nilai yang dipilih untuk diwujudkan sebagai kenyataan yang pada umumnya adalah refleksi dan berhubungan dengan nilai-nilai objektif dan positif.

Contoh : Saya ingin sukses agar saya memiliki kehidupan yang baik di masa depan.

  1. Instrumental Values : Nilai yang menjadi pedoman pelaksanaan dari nilai dasar.

Contoh : Jika saya ingin sukses ,saya harus memiliki pendidikan yang tinggi (lulusan sarjana) dan memiliki penghasilan yang banyak.

  • HOW? (Bagaimana saya menerapkan dalan perilaku sehari-hari)

Organisasi adalah tempat bertemunya berbagai macam konsep nilai masyarakat (societal values), nilai institusi (institutional values), nilai organisasi (organizational values), nilai kerja (work values), nilai profesi (professional values) dan nilai personal (personal values). Akibat langsung dari bertemunya konsep nilai tersebut adalah kemungkinan terjadinya perbedaan antara satu konsep nilai dengan konsep nilai yang lain.
Oleh karena itu, diperlukan dua hal :

  1. Person-Job Fit

Mengidentifikasikan enam tipe kepribadian dan mengemukanan bahwa kesesuaian antara tipe kepribadian dan lingkungan pekerja menentukan kepuasan dan perputaran karyawan.

6 Jenis kepribadian tersebut yaitu Realistis, Investigatif, Social, Konvensional, Giat dan Artistik.

  1. Person-Organization Fit

Mengidentifikasi bahwa kepribadian karyawan sesuai dengan keseluruhan kultur organisasi ketimbang dengan karakteristik-karakteristik dari pekerjaan tertentu. Jika karyawan tidak cocok, maka individu tersebut akan meninggalkan organisasi tersebut. Dengan OCP (Organizatioal Culture Profile) data membantu menilai apakah seseorang karyawan seseuai dengan nilai suatu perusahaan atau organisasi dimana karyawan tersebut berada.

 

  1. Communication
  • WHAT? (Apa itu Communication)

Komunikasi adalah merupakan proses memberi dan menerima informasi sampai pada pemahaman makna, dikatakan berhasil apabila komunikator (sumber) menyampaikan pengertian kepada penerima.

Komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi adalah proses pertukaran informasi serta pemindahan pengertian antara 2 orang atau lebih di dalam suatu kelompok manusia kecil dengan berbagai efek dan umpan balik (feed back).

Ada tiga metode komunikasi,yaitu

  • Komunikasi Lisan (pidato, percakapan 2 orang dan diskusi kelompok). Keuntungan : kecepatan dan umpan balik.
    Kerugian : semakin banyak orang semakin terdistorsi.
  • Komunikasi Tertulis (memo, surat, email pengiriman fax, pengumuman di papan pengumuman dan sebagainya).
    Keuntungan : pengirim maupun penerima memiliki catatan shg tidak terdistorsi Kerugian : memakan waktu lama dan tidak ada umpan balik
  • Komunikasi Non Verbal (gerakan tubuh, intonasi, takanan pada kata-kata, ekspresi wajah, jarak fisik, dan sebagainya).
  • WHY? (Mengapa Communication Penting)
    Komunikasi sangat penting bagi seseorang karena dapat menjadi :
  1. Komunikasi Ekspresif
    Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi)kita. Perasaan –perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal.Perasaan saying, peduli,rindu, simpati,gembira,sedih,takut,prihatin,marah dan benci dapat disampaikan lewat kata-kata namun bisa disampaikan secara lebih ekspresif lewat  perilaku nonverbal.
    Contoh: Seorang ibu menunjukkan kasih sayangnya dengan membelai rambutnya.
  2. Informasi
    Informasi akurat diperlukan oleh beberapa bagian masyarakat untuk bahan dalam pembuatan keputusan. Informasi dapat dikaji secara mendalam sehingga melahirkan teori baru dengan demikian akan menambah perkembangan ilmu pengetahuan. Informasi disampaikan pada masyarakat melalui berbagai tatanan komunikasi,tetapi yang lebih banyak melalui kegiatan mass communication.
    Contoh : Suatu perusahaan mengalami penurunan dalam penjualannya pada bulan ini, maka ia membutuhkan beberapa informasi tentang penyebab dan cara mengatasi hal tersebut.
  3. Control
    Komunikasi dalam pandangan fungsi kontroll adalah sebagai cara untuk mengetahui apakah orang lain tetap sesuai pada jalur yang ditetapkan oleh kita atau tidak , dan juga mengetahui bagaimana keadaan orang lain sehingga kita bisa memutuskan sesuatu yang sesuai dengan keadaan orang tersebut.
  4. Motivasi
    sebagai alat untuk memberikan motivasi kepada orang lain, fungsi motivasi dan control pada komunikasi, menurut saya agak hampir sama tujuannya, yaitu untuk memastikan, apakah orang lain tetap pada jalur yang kita inginkan atau tidak, jika fungsi kontrol menggunakan cara yang lebih force(memaksa dan memberikan konsekuensi2 nyata), fungsi motivasi lebih kepada cara-cara yang sifatnya soft, lembut namun biasanya langsung mengarah kepada nuraninya.
    Contoh: Ketika atasan anda memberitahukan kepada anda cara bekerja yang baik, atau mengikutsertakan anda dalam pelatihan guna peningkatan kinerja anda, maka ia sedang memotivasi anda
  • HOW? (Bagaimana saya menerapkan dalan perilaku sehari-hari)

Untuk menggunakan komunikasi yang efektif dalam kehidupan sehari-hari, kita wajib :

  1. Filtering ( penyaringan)

Filtering mengacu pada manipulasi informasi yang dimaksudkan pengirim sehingga bisa diterima lebih baik oleh penerima.

  1. Selective Perception (Memilih Tanggapan)

Berkomunikasi dengan memproses apa yang mereka lihat dan dengar berdasarkan kebutuhan, motivasi, pengalaman, latar belakang, dan karakteristik lain mereka.

  1. Information Overload (Kelebihan Informasi)

Adanya kapasitas seseorang untuk menerima informasi, maka apabila seseorang mendapatkan informasi yang melebihi kapasitas maka informasi tersebut cenderung diabaikan, dilewati atau dilupakan.

  1. Emotions

Emosi dapat mengganggu proses berpikir rasional dan objektif.

  1. Language (Bahasa)

Kata-kata berarti berbeda untuk orang yang berbeda. Usia, pendidikan, budaya adalah 3 variabel yang jelas mempengaruhi bahasa yang digunakan seseorang dan arti yang diberikan.

  1. Communication Apprehension (Ketakutan Komunikasi)

Sebagian orang diperkirakan 5-20% dari populasi menderita ketakutan/kekhawatiran dalam berkomunikasi. Meskipun banyak orang yang takut berbicara di depan sebuah grup ketakutan komunikasi menimbulkan masalah pada seluruh komunikasi yang terjalin.