Mendengar kota pahlawan, pasti ingatan kita tertuju pada sebuah kota yaitu Kota Surabaya. Kota ini merupakan sebuah Ibu Kota Propinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota yang berlokasi 664,25 Km dari Ibukota Negara Indonesia (Jakarta) ini merupakan salah satu kota yang memiliki perkembangan perekonomian yang cukup baik.
Cara Menempuh Kota ini dapat dilalui dengan 3 Jalur :
– Jalur Darat (Mobil Pribadi, Travel, Kreta Api atau Bis )
– Jalur Laut (Kapal)
– Jalur Udara (Pesawat Terbang atau Heli)
Di kesempatan ini, saya akan menceriterakan 24 jam berada di kota ini.. hehhehe… *kaya lagi ada tantangan aja =.=’*
Saya berangkat dari Bandara Soekarno Hatta menggunakan armada pesawat Citilink pukul (13.40 WIB)
dan perjalanan ke kota tersebut ditempuh dalam waktu 1 Jam dan 20 menit.
Kita mendarat di Kota Pahlawan ini disambut dengan Pantun dari citilink “Melayang-layang di kota budaya, Selamat Datang di Kota Surabaya”.
Gambar Bandara International Juanda
Dan akhirnya kita melanjutkan aktivitas dengan memasuki gedung bandara dan menunggu jemputan.
Kita diajak menuju penginapan terlebih dahulu untuk beristirahat, di dalam perjalanan saya merasa “WOW” dengan Jalan Tol yang ada di kota ini. Kenapa? Karena, Jalan Tol ini benar2 jalan bebas hambatan. Berbeda sekali dengan Jalan2 TOL di Jakarta (Jalan banyak hambatan).
Setelah beristirahat dan membersihkan badan, kita mulai mengexplore sebagian kecil kota ini. Kita langsung meluncur ke daerah yang bernama “Food Festival” di daerah Pakuwon. Namun disarankan, jangan terlalu tergoda yaa… ingat peruttt… wkwkkw… karena, jajanan disini sungguh menggoda apa lagi jika ada “Pasar Malam” di sini. Dan untungnya kita menikmati acara tersebut.
Maap tidak ada photonyaaa, karena fokus kita ke makanann 😛
Tapi kita merekomendasikan bagi orang-orang untuk mencicipi makanan sejenis bebek, soto atau rawon di kota ini, karena rasanya lebih maknyus….
Karena kita sudah ke kenyangan, kita lanjut beristirahat dan memutuskan beraktvitas ke esokan harinya…
Ke esokan harinya, kita berkesempatan mencoba ‘sego sambel’. Sego itu berarti Nasi dan Sambel berarti bumbu yang pedas.
Nah, sebagai lauknya adalah ikan pari dan telur… mantap euy… kita dapat merasakan makanan yang ‘khas’ di kota yang orang-orangnya sering mengucapkan kata ‘djangkrik’… wkwkkw…
Gambar Sego Sambel
Setelah itu, saya tidak sempat untuk mengelilingi kota apalagi menyebrang ke jembatan suromadu. Saya harus terbang kembali ke Jakarta dan kembali ke rutinitas biasa.
Saran dari saya: Luang kan waktu lebih banyak untuk mengexplore kota ini lebih detail…hehhe.. semangat jalan jalan.. 😛
Source Image:
ah, gak bisa kalo cuman sehari… surabaya tuh surganya kuliner… belum coba sate ondomohen, trus lontong kupang, longtong balap, yahu campur rawon setan… ah banyak 🙂
hahha… iya nie…
bole lah next time d jelajahi lagi..
wkwkkwkw…
Pingback: iGeeks (-Alumni) | All about My Life